Rabu, 12 November 2008

Jangan - Jangan Kita Depresi..???

Jangan-jangan Kita Depresi?

Hidup makin berat! Pressure dari sana, pressure dari sini.... Waaaa, digempur terus! Lama-lama jadi....

Sebut aja namanya Neo. Cowok botak berbodi segede gentong, yang lagi deg-degan tiada akhir nunggu hasil UAN. Sejak kelas satu, Neo udah terkenal sebagai trouble maker di sekolah. Rasa pedenya yang sejuta, ditambah sifat jahil yang nggak ada matinya, selalu sukses mengantarkan Neo membuat huru-hara di kelas (kelasnya, juga kelas tetangga). Dan, udah barang tentu sukses pula membuat guru-gurunya naik darah!

Yap. Neo, emang sesosok mahluk yang.... Entah tercipta dari apa! Tiap hari tampangnya selalu cerah-ceria. Abis ditolak atau diputusin cewek, abis disetrap di tengah lapangan bola, abis dihukum suruh ngebersihin WC siswa, abis.... Bibirnya nggak pernah nggak nyengir. Mulutnya yang nggak ada remnya itu bahkan tetap riang ngocehin hal-hal yang nggak jelas.

Aaah, Neo..., Neo! Belakangan temen-temen dan guru-guru di sekolahnya mendadak merasa kehilangan dirinya. Sebab, meskipun dia masih aktif mondar-mandir ke kelas-kelas, dan meskipun kenakalan serta cengiran plus celetukan jayusnya masih terdengar sesekali, tapi Neo berubah agak pendiem.
Neo keliatan lebih sering bengong di pojokan kelas, dengan tampang seperti orang sedang kesambet. Dia juga lebih memilih tidur pas jam istirahat, ketimbang ikut nongkrong di bawah tower air, ngegodain si ayuk penjual pecel.
Kenapa, ‘Ne?

“Nnngggg..., nggak tau! Gue tiba-tiba aja sering mellow. Kalo malem susah tidur. Terus, badan jadi berasa nggak ada tenaga gitu,” jelas Neo pada beberapa sobatnya.

Huaaah! Neo mellow?

Apalagi, dalam pengakuannya, Neo bilang kesedihan itu muncul bukan dipicu oleh adanya suatu peristiwa mahadahsyat yang mengguncang jiwanya. Neo tiba-tiba aja sering mellow karena ngerasa nggak berguna. Hari-hari yang selama ini dilewatinya dengan kenakalan-kenakalan, bikin dia ngerasa pesimis bakal lulus UAN. Dan, Neo ngerasa masa depannya suram banget!

SEDIH, STRES, ATAU....
Man, apa yang dialami Neo bisa jadi pernah juga kita alami (mungkin sekarang!). Tiba-tiba ngerasa sedih yang amat dalam dan berkepanjangan. Tiba-tiba kehilangan minat pada sesuatu yang sebelumnya menyenangkan. Terus, tiba-tiba ngerasa nggak bertenaga dan cepet lelah, hingga males beraktivitas apa-apa. Konsentrasi dan perhatian juga melorot drastis. Terakhir (yang paling parah) harga diri dan rasa pede anjlok, nyaris ke titik nol!

Buat yang nggak tau, sikon begini kerap dianggap biasa. Dipikirnya, toh setiap orang pasti pernah mengalami hal yang sama. So, sedih itu manusiawi! Padahal....

Rasa sedih pada hakikatnya emang merupakan sebuah emosi yang normal. Rasa sedih adalah respon manusia yang muncul terhadap perpisahan, kekalahan, kekecewaan, ketidakpuasan, atau kemalangan lainnya. Cuma, rasa sedih harusnya hanya bersifat sementara. Rasa sedih biasa akan berangsur-angsur hilang, setelah kita menyadari dan menghargai perlunya rasa senang atau gembira dalam hidup ini.

Wah, kalo gitu Neo bukan masuk kategori ini dong? Mmmm, kalo gitu, mungkinkah Si Neo stres?

Sepertinya juga nggak sih. Stres tuh kalo didefinisiin merupakan suatu keadaan yang mencemaskan atau mengkhawatirkan terhadap sesuatu, hingga mengakibatkan perubahan dalam komponen fisik dan mental. Dengan kata lain, stres adalah respon tubuh terhadap suatu keadaan, dengan maksud untuk melakukan perlindungan, supaya keseimbangan dapat dipertahankan dan tubuh dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.

Makanya, ketika kita berada dalam sebuah keadaan yang “mengancam” (contoh: lagi ikut ujian), apalagi kalo keadaan tersebut di luar batas kemampuan kita sebagai manusia (misal: bencana alam) – sikon ini disebut stresor-, nggak lama kita pasti akan bereaksi untuk mengatasi stresor tersebut. Proses ini dalam bahasa kerennya disebut dengan respon fight or flight.

Lha? Terus, Si Neo kenapaaaa...?

IT’S CALL DEPRESSIVE
Neo naga-naganya mengalami depresi. Emang bukan depresi dalam kadar yang berat. Soalnya, kalo kadarnya udah berat, seseorang yang mengalami gangguan depresi umumnya udah nggak bisa menguasai diri lagi. Kalo udah begini, kemungkinanya cuma tiga:

1. yang bersangkutan akan bunuh diri,
2. yang bersangkutan akan membunuh orang lain yang dianggapnya udah menyebabkan dirinya susah,
3. yang bersangkutan akan membunuh orang lain lalu membunuh dirinya sendiri.

Yaaah, kira-kira seperti kasus ibu yang membunuh empat anaknya terus bunuh diri, beberapa waktu lalulah!

Nah, yang Neo alami jelas nggak segitunya amat. Depresi Neo biasanya disebut depresi terselubung. Sebab, walau depresi, Neo masih bisa melakukan sebagian besar aktivitas regulernya. Seperti sekolah, mondar-mandir ke kelas-kelas, melakukan kenakalan-kenakalan kecil, dan cengar-cengir plus nyeletuk-nyeletuk jayus. Singkatnya, lebih dari enam puluh persen seolah nggak nggak ada yang berubah dari diri Neo!

Pertanyaannya, kenapa Si Neo bisa terserang depresi?

Rada susah tuh ngejawabnya. Kalo menurut keterangan di buku Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, edisi keempat, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang kena depresi. Satu, karena pressure dari lingkungan/ budaya. Dua, pengaruh perubahan usia. Dan tiga, masalah gender. Tapi buat tau lebih jelas apa penyebabnya, Si Neo tentu harus menjalani serangkaian tes psikologi dulu.

Yang jelas, apa pun penyebabnya, orang-orang yang mengalami depresi seperti Neo nggak boleh dibiarin aja. Musti cepet-cepet ditolong! Caranya? Pancing dia buat curhat, supaya terkorek semua “dalemannya”. Udah gitu, sering ajak dia melakukan aktivitas seru yang dia suka, biar di dalam kepalanya ada penilaian lain bahwa happy itu lebih asik ketimbang sedih!

Sementara buat kita sendiri, kalo nggak mau ikut-ikutan terserang depresi cuma satu kuncinya: positive thinking. Hidup itu susah? Emang. Berat rasanya menghadapi pressure dari mana-mana? Emang. Tapi, kalo semua yang negatif musti dipikirin berlarut-larut, males banget kaliiii....

0 komentar:

aLdy | Template by - Abdul Munir - 2008 - layout4all